Merancang
Atap Yang Aman
Atap dapat dikatakan berkualitas jika
strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan
pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan.
Keberadaan atap pada rumah sangat
penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi seisi rumah dari
gangguan cuaca (panas,hujan, dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap harus
benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap.
Mengacu pada kondisi iklim, perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor,
yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik pengerjaan.
1. Jenis Material Struktur
dan Penutup Atap
Penentuan material tergantung pada
selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur,
yaitu harus kuat, persisi, cukup ringan, dan tidak over desain. Atap yang kuat
harus mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis beban yang bekerja pada
atap yaitu :
1. Beban berat sendiri (bahan
rangka, penopang rangka, dan penutup atap),
2. Beban angin tekan dan
angin hisap, dan
3. Beban bergerak lain (berat
manusia saat pemasangan dan pemeliharaan)
Pemilihan bahan tertentu harus
diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan.
2. Bentuk & Ukuran
Dibandingkan hujan dan panas, angin
merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi menjamin atap yang kuat.
Beberapa masalah akibat angin kencang antara lain : penutup atap yang terbang,
gording terlepas, kuda-kuda terangkat, dan kolom kayu bergeser atau terangkat.
Atap yang baik adalah yang dapat
menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap
bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang berkerja
pada bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin.
Tekanan angin berkerja lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari
setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang memberikan beban angin yang
rendah adalah antara 10o-30o. Untuk sudut yang lebih
besar dari 30o, perlu kekuatan yang lebih baik dan penutup atap yang
sesuai.
3. Teknik Pengerjaan
Pengerjaan atap harus dibuat secermat
mungkin sesuai dengan aturan dan karakteristik yang mengikuti setiap jenis
bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus diikuti. Ada 2 macam
teknik metode menyambung kayu, yaitu :
1. Bentang maksimal
Setiap jenis material memiliki
karakteristik tersendiri. Rangka atap baja memiliki kemampuan bentang lebih panjang
daripada material kayu. Baja/kayu dapat disambung dengan memerhatikan
dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung.
2. Teknik sambungan
a. Baut (tanpa plat/dengan
plat T/dengan plat L) pilih diameter yang tepat agar kayu tidak pecah ketika
dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan struktur yang akan membebani
sambungan tersebut dan dimensi kayunya.
b. Paku
Dimensi paku disesuaikan dengan
dimensi kayu, yakni 2x ketebalan kayu yang disambung.
c. Pemasangan
Kerapian pemasangan penutup atap
(presisi), jika menggunakan genteng, maka jarak reng harus sesuai dengan
spesifikasi dan rekomendasi dari produsen.
d. Keawetan material
Awet atau tidaknya atap dikaitkan
dengan faktor lingkungan termasuk cuaca dan organisme perusak yang dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan struktur.
Maka,
untuk menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan terknik perlindungan terhadap
material bangunan