Rabu, 29 Juni 2016

082186148884 , Jual Genteng Urat Batu , Jual Genteng Flat Urat Batu , Merancang Atap Yang Aman , www.jualgentengbeton.com



Merancang Atap Yang Aman
Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan.

Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi seisi rumah dari gangguan cuaca (panas,hujan, dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim, perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik pengerjaan.

1.     Jenis Material Struktur dan Penutup Atap
Penentuan material tergantung pada selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur, yaitu harus kuat, persisi, cukup ringan, dan tidak over desain. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu :
1.     Beban berat sendiri (bahan rangka, penopang rangka, dan penutup atap),
2.     Beban angin tekan dan angin hisap, dan
3.     Beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan)
Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan.

2.     Bentuk & Ukuran
Dibandingkan hujan dan panas, angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara lain : penutup atap yang terbang, gording terlepas, kuda-kuda terangkat, dan kolom kayu bergeser atau terangkat.

Atap yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang berkerja pada bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin berkerja lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang memberikan beban angin yang rendah adalah antara 10o-30o. Untuk sudut yang lebih besar dari 30o, perlu kekuatan yang lebih baik dan penutup atap yang sesuai.
3.     Teknik Pengerjaan
Pengerjaan atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan aturan dan karakteristik yang mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus diikuti. Ada 2 macam teknik metode menyambung kayu, yaitu :
1.     Bentang maksimal
Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja memiliki kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu. Baja/kayu dapat disambung dengan memerhatikan dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung.
2.     Teknik sambungan
a.     Baut (tanpa plat/dengan plat T/dengan plat L) pilih diameter yang tepat agar kayu tidak pecah ketika dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan struktur yang akan membebani sambungan tersebut dan dimensi kayunya.
b.     Paku
Dimensi paku disesuaikan dengan dimensi kayu, yakni 2x ketebalan kayu yang disambung.
c.      Pemasangan
Kerapian pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng, maka jarak reng harus sesuai dengan spesifikasi dan rekomendasi dari produsen.
d.     Keawetan material
Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca dan organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan struktur.

Maka, untuk menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan terknik perlindungan terhadap material bangunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar